Bangsa Minahasa

Setiap bangsa yang ingin mempertahankan jati dirinya, harus menghargai warisan suci tradisi dan budaya dari para leluhurnya; Kita (bangsa Minahasa) harus memelihara dan mempertahankan tradisi dan budaya bangsa Minahasa dengan segenap kemampuan dan semangat, karena semangat itu sendiri tidak lain mengandung tradisi dan budaya Minahasa. (Dr. Sam Ratulangi: Fikiran - 31 Mei 1930)

Saya tidak akan mempermasalahkan apakah keberadaan bangsa kami Minahasa disukai atau tidak, karena itu adalah permasalahan teoritis. Bagi saya dan bangsa saya Minahasa, sudah jelas, bahwa kami memiliki hak untuk eksis.
Jadi, tugas kami adalah bagaimana menjamin kelanjutan eksistensi bangsa Minahasa ini, dan sedapat mungkin memperkecil penetrasi asing. Kami berusaha untuk merumuskan suatu tujuan yang sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan rakyat kami dalam menjalankan tugas tadi. Dan agar usaha-usaha kami itu dapat diterima dan dihargai, kita perlu mengenal hal-hal yang mendasarinya, yaitu: posisi Minahasa selama ini terhadap negara-negara sekitarnya.
("Het Minahassisch Ideaal" / Cita-cita Minahasa oleh DR. GSSJ Ratu Langie, ‘s-Gravenhage, Belanda - 28 Maart 1914)

Selasa, 07 April 2009

Bahasa Daerah Minahasa

Bahasa Daerah Minahasa

Bahasa daerah Minahasa terdiri dari:
- Tountemboan
- Tombulu Tonsea
- Toulour (Tondano)
- Tonsawang
- Ratahan-Pasan
- Ponosakan
- Bantik

Bahasa Minahasa adalah bahasa daerah asli Minahasa yang terdiri dari bahasa rumpun induk Minahasa, yaitu:

Bahasa Tombulu, yang berpusat di Tomohon sebagai bahasa sub-etnis Tombulu. Bahasa ini memiliki dua dialek besar yaitu yang memakai awalan ni dan memakai sisipan ni dalam arti perfektum. Yang pertama terdiri dari dialek-dialek Tomohon Sarongsong dan Tombariri, dan yang kedua terdiri dari dialek-dialek Kakaskasen, Klabat Bawah (Paniki) dan Ares (Kamangta dan Sawangan). Bahasa ini pertama kali dikenal oleh para pendatang, orang Barat.

Bahasa Tountemboan, yang dipergunakan di Minahasa bagian Selatan sebagai bahasa sub-etnis Tountemboan. Bahasa ini teriri dari dua dialek besar, yaitu dialek makela’i dan dialek matana’i yaitu mereka yang menyebut kela’i (yang begini atau maotou) dan mereka yang menyebut tana’i (yang begini). Dialek matana’i dipakai di Sonder dan Kawangkoan dan matana’i dipakai di Langowan, Tompaso, Tareran/Rumoong dan Tombasian/ Amurang. Bahasa ini merupakan bahasa penutur paling banyak di Minahasa.

Bahasa Tondano atau bahasa Toulour, sebagai bahasa sub-etnis Toulour yang mendiami daerah sekeliling Danau Tondano sampai di pantai Timur Minahasa (Tondano pante). Bahasa Tondano terdiri atas tiga dialek yaitu dialek induk Tondano, dialek Kakas dan dialek Remboken. Dialek yang terbesar dalam daerah dan jumlah penutur terdapat di bagian Utara yaitu kota Tondano dan Eris-Kombi. Dialek Kakas di kecamatan Kakas dan dialek Remboken di kecamatan Remboken. Juga terdapat penutur bahasa ini di daerah kolonisasi (transmigrasi lokal Minahasa) di kecamatan Tompaso Baru dan Modoinding. Di Tompaso Baru, dengan dialek induk Tondano dituturkan pada kampung Pinaesaan, Kinalawiran, Kinaweruan, Liningaan, Bojonegoro, dialek Kakas di kampung Temboan dan Polimaaan dan dialek Remboken di kampung Kinamang. Di Kecamatan Modoinding terdapat penutur dialek Kakas di kampung Wulurmaatus Palolon, Makaaruyan, Pinasungkulan, Lineleyan dan penutur dialek Remboken di kampung Sinisir dan Kakenturan serta penutur dialek induk Tondano di kampung Mokobang.

Bahasa Tonsea, yang dipergunakan di Minahasa bagian Utara sebagai bahasa sub-etnis Tonsea. Bahasa ini terdiri dari dua dialek, yaitu dialek induk Tonsea yang dipergunakan di sekitar Airmadidi, Tatelu, Minawerot dan dialek Kalabat-atas dipergunakan di sekitar Maumbi dan Likupang.

Bahasa Tonsawang sebagai bahasa etnis Tonsawang. Mereka menyebut sub-etnisnya sebagai orang Toundano. Bahasa ini banyak dipengaruhi oleh bahasa Tountemboan karena kedua etnis ini saling berbatasan.

Bahasa Ratahan, dipergunakan di sekitar kota Ratahan sebagai bahasa sub-etnis Ratahan atau Pasan atau disebut juga Bentenan. Bahasa ini memiliki persamaan dengan bahasa Sangir.

Bahasa Ponosakan sebagai bahasa sub-etnis Ponosakan. Pemakai bahasa ini adalah satu-satunya sub-etnis di Minahasa yang beragama Islam. Bahasa ini berkerabat dengan bahasa Bolaang Mongondow.

Bahasa Bantik sebagai bahasa sub-etnis Bantik. Bahasa ini berkerabat dengan bahasa Sangir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar